Pastinya, kita sudah
sering sekali mendengar istilah Target. Apalagi kita yang sudah lama
berkecimpung di dunia kerja, baik itu yang bersifat formal di kantoran maupun
yang bersifat non formal yang tidak di kantoran.
Pekerjaan kita sehari-hari pun sebenarnya sudah memiliki target, hanya saja banyak dari
kita yang tidak menyadarinya karena mungkin kita menganggap hal itu merupakan kebiasaan atau peraturan.
Pekerjaan ini tidak hanya yang terkait dengan pekerjaan, bahkan yang tidak terkait dengan pekerjaan pun seperti bermain atau berlibur, juga memiliki target.
Pekerjaan ini tidak hanya yang terkait dengan pekerjaan, bahkan yang tidak terkait dengan pekerjaan pun seperti bermain atau berlibur, juga memiliki target.
Nah sebelum
masuk lebih jauh untuk membahas tentang target, mari kita pahami apa sih sebenarnya pengertian
target itu.
Target memiliki banyak sekali pengertian namun intinya masih sama saja, hanya kalimat yang digunakan saja yang berbeda. Saya suka dengan pengertian sederhana sebagai berikut:
Target memiliki banyak sekali pengertian namun intinya masih sama saja, hanya kalimat yang digunakan saja yang berbeda. Saya suka dengan pengertian sederhana sebagai berikut:
Sepertinya kalau baca pengertian target diatas, tidak ada yang perlu ditakuti. Kita yang menentukan sendiri, kita yang berkomitmen pada diri sendiri untuk mencapainya, dan pada akhirnya hasil yang dicapai kita juga yang akan menikmatinya.Target adalah suatu sasaran yang telah kita tentukan untuk dicapai dalam suatu kapasitas tertentu seperti waktu dan ukuran tertentu.
Namun kenapa
ya sekarang ini banyak orang-orang yang berusaha menghindari target, seakan-akan
target itu seperti monster yang menakutkan?
Sering dengar seperti ini ngga?
Duh kayaknya saya ngga bisa deh kalau pakai target-target gitu. Kerja mah kerja aja deh.
Aku ngga mau ah kalau ditarget-target gitu. Target cuma bikin hidup tambah sulit, biarin aja mengalir alami seperti air.
Males ah kalau bisnisan yang pakai target-target gitu. Pakai target tutup poin lagi, bikin pusing aja. Tuh liat abang-abang tukang gorengan aja jualan ya jualan aja, ngga pakai tuh target-targetan, masih aja hidup sampai sekarang.
Siapa bilang
tukang gorengan ngga punya target jualan?
Nih tukang gorengan dekat rumah saya bilang kalau adonan untuk bakwan yang beliau buat kemarin malam, cukup untuk jadi 300 buah bakwan. Beliau memiliki target 90% bakwan bisa terjual habis dari beliau jualan mulai jam 6 pagi sampai jam 5 sore.
Lalu 10% sisanya gimana? Biasanya beliau
pindah tempat mangkal sejalan perjalanan pulang, siapa tahu ada orang yang mau
beli dijalan. Kalau adonan bagus, minyaknya baru, dan hasil gorengnya bagus,
masih bisa tuh digoreng lagi untuk dijual besok pagi. Kalau ngga, ya udah
resiko jualan. Jadiin lauk aja deh dirumah untuk makan sama anak istri.
Nah itu baru
suatu contoh konkrit dari hasil interview dengan abang-abang tukang gorengan.
Sebenarnya jawaban yang paling jelas ada dalam kehidupan kita sehari-hari lho. Sadar atau tidak sadar, sebesar apapun targetnya, hidup kita sehari-hari sudah ditarget lho. Nih coba disimak ya…
Waktu sekolah SD, SMP, SMA dulu, ada ngga target dari sekolah kita, murid harus sampai sekolah jam berapa? Ada ngga target nilai rapor rata-rata harus berapa biar bisa naik kelas? Ada ngga target kita untuk sekolah SD berapa tahun, SMP berapa tahun, SMA berapa tahun, dan kuliah harus selesai dalam berapa tahun?
Seorang petani yang menanam padi atau jagung, ada ngga target kapan padi atau jagung yang di tanamnya tersebut bisa dipanen, dan kapan harus mulai menanam kembali untuk musim tanam berikutnya?
Ngga tuh, kantor saya flexible hour. Really?Flexible hour namun di target ngga jumlah jam kerja harus minimal 8 jam?Ngga tuh, saya datang jam 10 pagi pulang jam 2 siang juga ngga apa-apa. Really?
Ok, ngga terikat harus minimal 8 jam, tapi ada target ngga dari kantor pekerjaan harus selesai kapan atau sebagai orang sales harus tercapai volume penjualan sebesar apa?
Iya sih ada. Laporan bulanan harus selesai sebelum hari kerja ketiga bulan berikutnya, laporan mingguan harus selesai sebelum meeting mingguan setiap hari Senin, harus dikirim ke atasan sebelum jam 8 pagi, dan volume sales kuartal pertama harus tercapai sekitar 1000 ton.
Nah khaaaan.. Mau ngeles kesana kemari, tetep aja ketemu target. Ngga mungkin ngga ada target.
Untuk seorang yang tidak sekolah dan tidak bekerja, misal hanya bermain game computer pun ada target. Target dibuat di game, sebagai ukuran apakah kita layak atau tidak untuk masuk ke level permainan selanjutnya. Kalau di arena permainan, kalau kita ngga mencapai target, biasanya disuruh masukin koin lagi. Iya ngga?
Ibadah. Untuk muslim, ada yang namanya sholat 5 waktu yang waktu-waktu sholatnya ditentukan. Puasa pada bulan Ramadhan, harus puasa sebulan penuh, dari sebelum subuh sampai magrib. Ibadah dilakukan untuk dapat pahala, agar bisa masuk surga. Ini semua target kita kan, agar di akhirat sana masuk surga?
Ternyata
dalam kehidupan kita sehari-hari semua ada Targetnya kan?
“Ah saya
hidup mengalir aja tuh kayak air, ngga pake target-targetan.”
Terus terang,
ini salah satu pernyataan yang tidak pernah sedikitpun menggugah saya, apalagi
sampai menyetujuinya.
Saya melihatnya, yang seperti ini hidupnya hanya pasrah saja sama keadaan, takdir, dan hidupnya datar-datar aja, gitu-gitu aja.
Hidup seperti ini bagaikan hidup hanya fisik saja, tapi jiwanya sudah lama mati.
Lagipula
kalau benar-benar kita mengimplementasikan konsep air mengalir dalam hidup
kita, sudah ketahuan dari awal kalau hidup kita tidak akan lebih baik.
Di sekolah pastinya belajar kan kalau air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah?
Terus, mau keadaan hidup kita terus menerus menuju ke tempat yang lebih rendah?
Sementara
kita berpegang teguh dengan konsep air mengalir, banyak orang-orang diluar
dunia kita yang terus berusaha menaikkan keadaan dan derajat hidupnya ke tempat
yang lebih baik, dengan target-target hidup yang lebih tinggi lagi.
Jika sampai
sini kita juga belum paham kenapa kita tidak perlu takut sama target, maka
tidak perlu dilanjutkan lagi membaca artikel ini.
Sebaliknya,
kalau sudah paham, tinggal kita pahami bagaimana cara menghilangkan rasa takut kita pada target. Caranya
sebenarnya mudah sekali.
Kita hanya perlu melihat target dari sudut pandang yang berbeda dari sebelumya. Belajar Berpikir Positif. Lihat target tersebut sebagai panduan untuk menjalankan aktivitas kita.
Dan dari target tersebut, kita dapat merencanakan langkah-langkah
apa yang harus kita lakukan agar target kita bisa tercapai. Dan yang penting
langkah-langkah tersebut harus dilaksanakan, tidak hanya sebatas sebagai
rencana.
Cara
penentuan target tentunya tidak asal-asalan, karena Target merupakan Komitmen Diri kita.
Ciri khas Target yang baik adalah harus spesifik, dapat diukur, memungkinkan untuk dicapai, realistis, dan memiliki batasan waktu.
Target yang jelas akan membantu segala sesuatu yang kita lakukan lebih terarah dan terukur proses pencapaiannya.
Senior Gold Director Oriflame Indonesia
Whatsapp 08129897914
SMS | Telp 08129897914
Linkedin : http://id.linkedin.com/in/dettyindriana
Inbox Facebook : https://www.facebook.com/dettyindriana1
0 comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentarnya, Teman-teman. Mohon menggunakan bahasa yang baik dan sopan yaa.. Terima kasih.