Sering dengar komentar seperti ini nggak dari saudara, teman, pacar, atau rekan kerja kita?
"Gue bosen bangeeet sama kerjaan gue. Tiap hari ngerjain itu lagi itu lagi."
"Males banget deh gue sama kantor gue ini. Kerjaan segambreng, gajinya seiprit."
"Capek deh kerja sama boss karbitan kayak dia. Nggak pernah berani ngambil keputusan. Cari aman melulu."
"Penilaian performance apaan tuh. Sering-sering ABS ajaaa.. pasti langsung promosi deh."
"Kayaknya suasana kerja di kantor gue sekarang udah ngga kondusif lagi deh. Muak gue liat politiknya."
Atau.. sering lihat saudara, teman, pacar, atau rekan kerja kita kalau pulang kantor wajahnya kusuuut banget? Terus kalau diajak ngobrol kebanyakan diem. Pas didiemin malah bengong kayak udah bosan hidup. :D
Saya percaya kita atau orang-orang di sekeliling kita pernah mengalami hal-hal tersebut. Dan apa biasanya respon dari kita kalau mendengar dan atau melihat hal tersebut?
Responnya macam-macam, seperti:
- Biasanya sih, kalau yang cerita kelihatan lagi emosi banget dan yang dengerin cerita lagi adem, paling yang dengerin senyum-senyum sok bijak aja, nemenin roko'an, mesenin kupi hitam pahit, atau jadi ikutan stress.. :D
- Kalau yang cerita dan yang dengerin cerita sama-sama emosi berat, yakinlah sumpah pasti makin hot tuh perbincangan, makin menggebu-gebu, makin emosi, makin nyalahin keadaan dan memaki-maki oknum-oknum yang menyebabkan kita ngomel-ngomel begini. Habis itu apa, selesai ngga masalahnya? Yang pasti kepala dan hati jadi gosong abiiis.. :D
- Tapi kalau yang cerita dan yang dengerin cerita sama-sama adem, ngga kebawa emosi, melainkan aktif mencari solusi, maka yang terjadi adalah saling bertukar informasi peluang, baik itu peluang tempat kerja baru atau peluang bisnis baru. Yang ini yang paling oke karena sudah bisa langsung move on tanpa harus disadarkan.. :)
Banyak alasan yang menyebabkan orang-orang memutuskan untuk resign (mengundurkan diri) dari kantor. Yang umum adalah mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam segi jenjang karir atau mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari yang sekarang. Umum banget yaaa.. Pasaran.. :D
Namun ada 12 alasan kuat kenapa kita harus segera resign tanpa berpikir dua kali sehingga kita tidak akan membuang-buang waktu kita:
1. Tidak Ada Masa Depan bagi saya disini.
Setiap pekerjaan itu seharusnya memberikan suatu target pencapaian pribadi bagi kita, seperti promosi, kenaikan gaji, dan atau mempelajari hal-hal baru yang dapat membuat diri kita tumbuh dan lebih berkembang lagi ke depan. Hal inilah yang membuat diri kita selalu termotivasi untuk berbuat lebih dan lebih baik lagi, karena ada satu harapan dimana kalau kita memberikan yang terbaik maka kita juga akan mendapatkan yang terbaik.
Namun jika harapan itu terlihat sirna karena satu dan lain hal, maka tidak ada gunanya lagi bertahan dan mengerjakan sesuatu tanpa ada suatu pencapaian. Kondisi ini sama seperti Hidup Tanpa Tujuan.
2. Tidak Sama Sekali Bersemangat Berangkat Kerja.
Setiap pekerjaan pasti memiliki dua sisi, ada sisi yang tidak menyenangkan dan ada sisi yang menyenangkan. Saya tidak perlu jelaskan untuk sisi yang tidak menyenangkan karena mungkin kita lebih sering mengalaminya dibanding yang menyenangkan. :D
Sisi yang menyenangkan misalnya bagaimana kita merasa tertantang untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, bagaimana asiknya bekerja bersama-sama dengan tim kerja yang saling support, atau paling tidak bagaimana asiknya bisa berkumpul dengan rekan kerja saat breakfast, lunch, or coffee break walaupun hanya bersenda gurau.
Jika sisi yang menyenangkan itupun tidak bisa membuat kita berdiri dan melangkahkan kaki untuk berangkat ke tempat kerja, maka tidak ada gunanya lagi bertahan dan memaksakan diri pergi ke tempat yang mana kita untuk berangkat saja sudah tidak ada gairah, apalagi bertahan selama 8-12 jam di tempat tersebut seharian.
Kondisi ini sama saja seperti datang ke kantor pagi-pagi, hanya untuk menunggu waktu pulang kantor. Betapa sengsaranya kan hidup?
3. Memiliki Boss yang Menyebalkan.
Boss yang menyebalkan belum tentu karena orangnya sering marah-marah, bisa jadi karena orangnya tidak sering marah-marah tapi sering cari aman untuk keuntungan pribadi, sehingga sering mengorbankan anak buahnya, tidak berani mengambil keputusan, sering ikutan berpolitik menjatuhkan anak buah sendiri dalam setiap kesempatan, tidak berani memperjuangkan kesejahteraan anak buah, dan masih banyak lagi macamnya.
Bekerjasama dan sehari-hari bertemu serta melihat kelakuan seperti ini rasanya sangat menyebalkan, dan sayangnya kita juga nggak bisa apa-apa karena posisinya boss kita secara struktur organisasi berada di atas kita. Coba bayangkan apa yang terjadi dengan karir kita jika orang seperti ini yang memiliki kuasa atas nasib kita sebagai karyawan di kantor. Madesu abis deh.
Kondisi ini sama saja seperti kita yang rajin bekerja namun yang dapat keuntungannya adalah boss macam begini, dan sayangnya kitanya kecipratan juga nggak. Sakitnya tuh disini !
4. Ide dan Saran Sering Dicuekin.
Pernah ngga ngerasain seperti dikacangin, dicuekin, atau nggak digubris?
Ngga enak banget kan?
Sama dengan kondisi kerja yang kita sudah jungkir balik cari ide atau saran yang terbaik bagi kemajuan perusahaan, eh pas disampaikan malah dicuekin, diremehin, atau diketawain, apalagi boss kita juga ikutan dengan yang lain.
Ngga enak banget kan?
Sama dengan kondisi kerja yang kita sudah jungkir balik cari ide atau saran yang terbaik bagi kemajuan perusahaan, eh pas disampaikan malah dicuekin, diremehin, atau diketawain, apalagi boss kita juga ikutan dengan yang lain.
Rasanya seperti ngga ada harga diri kita lagi dimata orang-orang, dan hal seperti ini jika terus menerus terjadi akan membuat motivasi kita hilang.
Kondisi ini sama saja seperti kita udah capek-capek ngomong sesuatu tapi yang diajak ngomong boro-boro dengerin eh malah sendawa di depan muka kita.
Rendah banget diri ini rasanya. :(
Yang lebih gila lagi, setelah kita diperlakukan seperti itu, eh ide atau saran kita yang tadi diremehin dan diketawain itu, malah akhirnya dipakai juga dan tragisnya diklaim oleh mereka sebagai ide dari mereka. Sekali lagi, sakitnya tuh disini !
Yang lebih gila lagi, setelah kita diperlakukan seperti itu, eh ide atau saran kita yang tadi diremehin dan diketawain itu, malah akhirnya dipakai juga dan tragisnya diklaim oleh mereka sebagai ide dari mereka. Sekali lagi, sakitnya tuh disini !
5. Lingkungan Kerja Tidak Kondusif.
Gimana rasanya jika kita terdampar di suatu pulau dengan beberapa orang, dan satu dengan yang lain saling berusaha menyakiti?
Yang terjadi tidak akan pernah akan ada solusi untuk move on setelah terdampar, apalagi berusaha bertahan hidup dengan saling bahu membahu.
Yang terjadi tidak akan pernah akan ada solusi untuk move on setelah terdampar, apalagi berusaha bertahan hidup dengan saling bahu membahu.
Begitu juga di lingkungan kerja yang memiliki corporate culture yang kurang kuat dan memiliki sistem penilaian hasil kerja yang kurang objektif. Kondisi ini gampang sekali terlihat karena rekan kerja satu dan yang lain terlihat sekali individualitasnya.
Jika bekerja dalam sebuah tim, bukannya saling membantu namun lebih sering saling menjatuhkan, sikut-sikutan, dan menghalalkan segala cara untuk berhasil, walaupun termasuk dengan menjatuhkan kredibilitas orang lain.
6. Sering Dipermalukan Di Depan Orang Banyak.
Ini hal yang sering kita temui tidak hanya di kantoran, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa orang yang memiliki jabatan tinggi namun secara kapasitas tidak sesuai dengan jabatannya, atau sering dibilang karbitan.
Kadang orang-orang semacam ini jika diberi kekuasaan akan berlaku semena-mena, dan caranya mendapat pengakuan publik bahwa dia memiliki jabatan lebih tinggi adalah dengan menjatuhkan dan mempermalukan orang lain yang lebih rendah jabatannya di depan umum.
Kadang orang-orang semacam ini jika diberi kekuasaan akan berlaku semena-mena, dan caranya mendapat pengakuan publik bahwa dia memiliki jabatan lebih tinggi adalah dengan menjatuhkan dan mempermalukan orang lain yang lebih rendah jabatannya di depan umum.
Kondisi ini tentunya tidak akan memberikan perbaikan kearah yang positif, karena orang yang menjadi korban disini tentunya tidak mau mengalami hal yang sama terulang lagi di kemudian hari.
7. Berangkat Kerja Tanpa Tujuan.
Pernah tidak mengalami kondisi dimana saat kita bangun di pagi hari, mandi, berangkat kerja, dan sesampainya di tempat kerja kita nggak tau mau ngapain selain mengerjakan rutinitas-rutinitas yang sudah diberi deadline-nya oleh boss kita.
Terus apa yang sudah kita kerjakan untuk mencapai tujuan kita sendiri?
Apakah yang kita kerjakan tiap hari berulang-ulang membuat kita makin dekat dengan impian kita, atau makin jauh?
Terus apa yang sudah kita kerjakan untuk mencapai tujuan kita sendiri?
Apakah yang kita kerjakan tiap hari berulang-ulang membuat kita makin dekat dengan impian kita, atau makin jauh?
Jika jawaban kita "Ya udahlah, dijalanin aja, biarin aja deh segala sesuatunya seperti air, ngalir gitu aja."
Iya bisa jadi bisa jadi. Tapi... Kalau ngalirnya ke selokan, atau ke comberan, atau ke septic tank gimana coba? Sesuai harapan nggak? :D
8. Merasa Selalu Dimanfaatkan.
Pas saatnya diskusi tentang solusi suatu masalah, kita dibuat seperti orang penting. Pas diskusi tentang penilaian performance, kita dipuji-puji karena berhasil memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Namun pada saat diskusi tentang kenaikan gaji atau kesempatan promosi, jawabannya selalu itu lagi itu lagi.
Namun pada saat diskusi tentang kenaikan gaji atau kesempatan promosi, jawabannya selalu itu lagi itu lagi.
"Perusahaan sedang rugi, ngga banyak untungnya."
"Gaji kamu itu sudah mentok di batas atas sesuai gaji di pasaran lho, kita ngga bisa melanggar policy atau standar yang ditetapkan oleh Perusahaan."
"Belum ada posisi yang tersedia kalau mau promosi jabatan di departemen lain. Lagipula saya juga masih disini, jadi ngga mungkin juga dong kamu promosi."
Jika kita bertemu dengan kondisi seperti ini nggak perlu mikir dua kali, langsung saja resign.
Jika kualitas kerja kita yang bagus tidak dihargai di tempat bekerja saat ini, yakinlah bahwa ada tempat kerja lain yang membutuhkan kita dan akan mengurus kita lebih baik lagi.
9. Pekerjaan Mengganggu Kehidupan Pribadi.
Banyak yang mengeluhkan bahwa karena beban pekerjaan mereka, mereka sampai tidak punya waktu untuk keluarga mereka. Tidak ada Work Life Balance.
"Sabtu Minggu libur kok. Masa ngga work life balance?"
Iya Sabtu Minggu memang libur sih, namun jika dua hari tersebut terpaksa dipakai untuk bekerja juga, apalagi sampai membawa pekerjaan ke rumah karena harus selesai di hari Senin, ya sama saja kan.
Ada pepatah yang mengatakan jangan gunakan uangmu untuk membahagiakan keluargamu, namun gunakan waktumu yang berkualitas untuk membahagiakan keluargamu.
10. Sering Di Kambing Hitamkan (Disalahkan).
Bagaimana rasanya jika kita sudah bekerja bersungguh-sungguh dan berusaha memberikan yang terbaik bagi Perusahaan, eh jangankan di support penuh, ini malah seringnya disalahin, di kambing hitamkan, oleh orang-orang yang suka berpolitik dan suka "cuci tangan"?
Kondisi seperti ini sudah selayaknya ditinggalkan, karena kita hidup bukan sebagai objek yang terus menerus dipersalahkan. Demotivasi sudah pasti terjadi, dan ini akan menjalar dan mempengaruhi jiwa kita dengan segala hal yang tidak memberikan sesuatu yang positif bagi perkembangan kita.
11. Stres Melulu Tiap Saat.
Jika kita selalu stress setiap saat, maka bukan hanya kejiwaan yang bisa terganggu, namun kondisi fisik juga turut terganggu. Kalau nggak suka dengan kondisi yang ada dan jadinya kepikiran terus tanpa tahu solusinya, akhirnya jadi stress.
Karena hidup hanya sekali nikmatilah hidupmu, ngga usah buang-buang waktu untuk stres. Kalau kita sudah sakit sampai parah sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, emang kantor tempat kita kerja mau buatin monumen untuk kita? Paling juga cuma kirim karangan bunga atau kirim pesan kalau turut prihatin.
Karena hidup hanya sekali nikmatilah hidupmu, ngga usah buang-buang waktu untuk stres. Kalau kita sudah sakit sampai parah sehingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, emang kantor tempat kita kerja mau buatin monumen untuk kita? Paling juga cuma kirim karangan bunga atau kirim pesan kalau turut prihatin.
12. Penghasilan dari Bisnis Makin Menjanjikan.
Kata orang bijak, kalau menaruh telur jangan di satu keranjang saja, karena kalau keranjangnya rusak, maka semua telur akan pecah dan tidak akan ada yang tersisa.
Nah selain kerja kantoran, coba cari keranjang penghasilan lain untuk jaga-jaga sebagai backup jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti di PHK, atau kantornya tutup selamanya, yang mana akan mengganggu aliran dana bulanan.
Nah selain kerja kantoran, coba cari keranjang penghasilan lain untuk jaga-jaga sebagai backup jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti di PHK, atau kantornya tutup selamanya, yang mana akan mengganggu aliran dana bulanan.
Percepatan Rezeki sudah pasti miliknya Bisnis dibanding kerja kantoran, karena Bisnis menawarkan penghasilan tak terbatas, dan lebih kelihatan hasil langsungnya tergantung kinerja kita.
Dengarkanlah kata hati kita, dan jangan pernah izinkan siapapun yang akan merenggut kebahagiaan kita sampai kapanpun.
Jika hidup kita serasa dibui, segeralah bertindak untuk memerdekakan diri kita.
Bergeraklah untuk mencari sesuatu yang lebih baik, jangan hanya berdiam terpaku menunggu nasib berubah, karena hal itu tidak akan pernah terjadi.
Oya, sekalian mengingatkan juga, jangan pernah jadi Pecundang ya.
Bagaimana jenis yang disebut Pecundang?
Pecundang adalah jenis makhluk bangsawan (bangsa karyawan) yang tidak terima dengan kondisi seperti nomor 1 sampai 11, namun nggak punya nyali untuk mengambil keputusan tegas, karena takut di PHK.
Tidak berani berbicara langsung dengan boss atau manajemen perusahaan tentang keluhan yang dirasakannya ini, karena takut ditandai. Hanya bisa ngomel di belakang, mengumpat, dan berbuat sesuatu yang merugikan tempat kerjanya saat ini.
Jika memang tidak terima dengan kondisi tersebut, ya salahkan saja diri sendiri, kenapa juga masih aja kerja di situ. Jika sudah berbicara langsung dengan boss atau manajemen perusahaan, namun tidak digubris oleh mereka, dan malah jadinya ditandai dan diintimidasi, langsung aja ambil keputusan tegas. Kan keliatan jelas banget tuh, kualitas boss atau manajemen perusahaan macam apa yang memiliki respon dangkal seperti itu.
Apa lagi yang bisa diharapkan dengan bertahan di situ?
Kalau kita percaya diri dan yakin bahwa diri kita mampu dan layak untuk mendapatkan yang terbaik, nggak perlu buang banyak waktu lagi, nggak perlu banyak galau lagi. Resign!
Rofy Kurnia
Inbox Facebook : https://www.facebook.com/mrofykurnia
Mantap pembahasannya :)
ReplyDeleteTerima kasih. Semoga berguna. :)
Deletesukaaaa
ReplyDeleteTerima kasih. Semoga bermanfaat. :)
Delete