Cara Membuat Sang Pemimpi Bertindak sebenarnya tidak sulit jika kita mengetahui esensi yang membedakan antara Sang Pemimpi dan Sang Pengambil Tindakan, serta mengetahui bagaimana kita bisa menjembatani keduanya agar berjalan beriringan. Cara membuatnya dalam hal ini adalah dengan mengurangi porsi kecenderungan menjadi seorang pemimpi, dan menambah porsi kecenderungan sebagai seorang pengambil tindakan.
Seorang Pemimpi sering sekali digunakan untuk sesuatu yang berkonotasi negatif. Seorang yang hanya melamun, hidup dalam alam mimpinya, dan malas melakukan apapun.
Sebaliknya seorang Pengambil Tindakan sering digunakan untuk sesuatu yang berkonotasi positif. Seorang yang pemberani yang berani mengambil resiko, sigap dan cekatan, cepat dalam mengambil keputusan, dan mengutamakan tindakan untuk membuat sesuatu terealisasi.
Namun ternyata pada kenyataannya Sang Pengambil Tindakan tidak selalu lebih baik dari Sang Pemimpi, dan sebaliknya. Kita membutuhkan sinergi dan keseimbangan keduanya untuk mencapai keberhasilan.
Sebaliknya seorang Pengambil Tindakan sering digunakan untuk sesuatu yang berkonotasi positif. Seorang yang pemberani yang berani mengambil resiko, sigap dan cekatan, cepat dalam mengambil keputusan, dan mengutamakan tindakan untuk membuat sesuatu terealisasi.
Namun ternyata pada kenyataannya Sang Pengambil Tindakan tidak selalu lebih baik dari Sang Pemimpi, dan sebaliknya. Kita membutuhkan sinergi dan keseimbangan keduanya untuk mencapai keberhasilan.
Sang Pemimpi sangat diperlukan, karena apa yang kita kerjakan dan keberhasilan yang kita capai semua berawal dari sebuah impian. Dan dalam mengambil tindakan pun kita membutuhkan sebuah tujuan yang berasal dari sebuah impian, agar kita dapat mengambil tindakan yang tepat dan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan kita. Mengambil tindakan tanpa memiliki tujuan sama dengan terbang tanpa ada navigasi.
Berikut ini adalah 5 cara membuat Sang Pemimpi menjadi Sang Pengambil Tindakan:
1. Tuliskan Impian dan Jadikan Tujuan.
Tuliskanlah impian kita dan beri batas waktu kapan impian tersebut harus tercapai.
Impiannya bagus sekali. Ini menandakan bahwa dia ingin membesarkan bisnis yang dikerjakannya saat ini. Namun kapan hal ini akan bisa terealisasi? Apakah 2 bukan lagi ataukah 2 tahun lagi?
2 bulan lagi mungkin adalah periode yang tepat untuk dijadikan batas waktu. Namun 2 tahun lagi mungkin akan membuatnya berbeda, karena 14 juta yang dicapai 2 bulan lagi mungkin nilainya tidak akan terlalu berarti lagi jika baru dicapai 2 tahun lagi.
Lalu jika sudah ditentukan kapan batas waktunya, tentukan target berapa banyak sepatu yang harus terjual setiap harinya agar bisa mendapatkan penghasilan 14 juta per bulan tersebut. Jika untuk mendapatkan 7 juta per bulan setiap hari terjual 10 produk, berarti kali ini harus terjual 20 produk setiap harinya.
Buat tujuan besar dan disertai dengan tujuan-tujuan kecil yang mendukung tercapainya tujuan besar.
2. Seimbangkan antara keinginan dan kebutuhan.
Pada tahapan ini, tentunya kita sudah memiliki sederet daftar pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan berikut prioritasnya.
Selalu dan selalu jadikan daftar aktivitas tersebut menjadi panduan kita menjalankan aktivitas sehari-hari. Jika ingin melakukan sesuatu, langsung cek di daftar tersebut, apakah aktivitas yang akan kita lakukan tersebut sesuai dengan tujuan kita dan menambah manfaat dalam pencapaian tujuan atau tidak.
Pada tahapan ini, dituntut keseimbangan antara apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan. Seperti yang kita tahu keinginan itu pastinya lebih banyak daripada kebutuhan. Seringnya apa yang kita inginkan belum tentu selaras dengan apa yang kita butuhkan.
Dan dalam hal ini kita harus mau mengorbankan lebih dulu apa yang kita inginkan demi sesuatu yang kita butuhkan.
Namun tidak serta merta semua yang kita inginkan langsung tidak boleh dilakukan. Lakukanlah pekerjaan yang kita inginkan yang mendukung akselerasi penyelesaian dari pekerjaan-pekerjaan yang kita butuh untuk dilakukan. Dengan demikian motivasi kita dalam melakukan pekerjaan akan tetap menyala. Maka dari itu perlunya keseimbangan antara keduanya.
3. Bergaul dilingkungan para pengambil tindakan.
Coba lihat siapa 5 orang teman terdekat kita?
Coba klasifikasikan mereka satu persatu, apakah mereka seorang pemimpi atau pengambil tindakan.
Para pengambil tindakan akan selalu menginspirasi lewat tindakannya, namun berlaku sebaliknya bagi para pemimpi. Teman yang loyal dan baik pada kita tidak serta merta akan langsung memuji dan mengatakan impian kita hebat, melainkan mereka akan bertanya dulu apa rencana kita untuk menjemput impian kita tersebut.
Hanya kita sendiri yang bertanggungjawab atas siapa saja di sekelililing kita yang kita pilih untuk mendukung kita, maka pandai-pandailah kita bergaul.
4. Berhenti menggunakan cara-cara yang sama untuk hasil yang berbeda.
Melakukan hal yang sama dengan cara yang sama berulang-ulang tanpa dibarengi oleh perbaikan dan atau inovasi, namun berharap mendapatkan hasil yang berbeda dan atau lebih baik dari sebelumnya adalah suatu pekerjaan pemborosan waktu dan energi.
Jika cara-cara yang kita gunakan tetap tidak bekerja sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka evaluasi cara-cara kita sebelumnya dan temukan apa yang menjadi masalahnya, lalu gunakan cara-cara baru dengan perbaikan dari kesalahan-kesalahan sebelumnya.
Melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang menandakan bahwa kita tidak pernah belajar dari kesalahan, dan tentunya tidak akan membuat perkembangan apapun dalam tahapan mencapai tujuan.
5. Buat cadangan untuk jaga-jaga jika pencapaian tidak sesuai rencana.
Kelemahan seorang pemimpi yaitu selalu menganggap segala prosesnya mudah, karena memang mereka hanya terbangun di dunia mimpinya, dimana segala sesuatunya mudah.
Pada kenyataannya, terkadang rencana yang kita lakukan bisa membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar dari yang kita perkirakan. Maka dari itu dalam merancang rencana kerja kita, selalu beri cadangan untuk waktu dan biaya, sehingga kita memiliki persiapan jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan rencana.
Nah, setelah mengetahui perbedaan antara Sang Pemimpi dan Sang Pengambil Tindakan, serta 5 cara membuat Sang Pemimpi menjadi Sang Pengambil Tindakan, sudah saatnya kita mengevaluasi diri kita. Kearah manakah kecenderungan diri kita, apakah lebih banyak kecenderungan menjadi Sang Pemimpi atau lebih banyak kecenderungan menjadi Sang Pengambil Tindakan.
Berikut ini adalah 5 cara membuat Sang Pemimpi menjadi Sang Pengambil Tindakan:
1. Tuliskan Impian dan Jadikan Tujuan.
Tuliskanlah impian kita dan beri batas waktu kapan impian tersebut harus tercapai.
Tujuan adalah Impian + Batas Waktu.Seorang penjual produk kebutuhan wanita yang saat ini memiliki penghasilan 7 juta per bulan, memiliki impian untuk meningkatkan penghasilannya menjadi 14 juta per bulan.
Impiannya bagus sekali. Ini menandakan bahwa dia ingin membesarkan bisnis yang dikerjakannya saat ini. Namun kapan hal ini akan bisa terealisasi? Apakah 2 bukan lagi ataukah 2 tahun lagi?
2 bulan lagi mungkin adalah periode yang tepat untuk dijadikan batas waktu. Namun 2 tahun lagi mungkin akan membuatnya berbeda, karena 14 juta yang dicapai 2 bulan lagi mungkin nilainya tidak akan terlalu berarti lagi jika baru dicapai 2 tahun lagi.
Lalu jika sudah ditentukan kapan batas waktunya, tentukan target berapa banyak sepatu yang harus terjual setiap harinya agar bisa mendapatkan penghasilan 14 juta per bulan tersebut. Jika untuk mendapatkan 7 juta per bulan setiap hari terjual 10 produk, berarti kali ini harus terjual 20 produk setiap harinya.
Buat tujuan besar dan disertai dengan tujuan-tujuan kecil yang mendukung tercapainya tujuan besar.
2. Seimbangkan antara keinginan dan kebutuhan.
Pada tahapan ini, tentunya kita sudah memiliki sederet daftar pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan berikut prioritasnya.
Selalu dan selalu jadikan daftar aktivitas tersebut menjadi panduan kita menjalankan aktivitas sehari-hari. Jika ingin melakukan sesuatu, langsung cek di daftar tersebut, apakah aktivitas yang akan kita lakukan tersebut sesuai dengan tujuan kita dan menambah manfaat dalam pencapaian tujuan atau tidak.
Pada tahapan ini, dituntut keseimbangan antara apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan. Seperti yang kita tahu keinginan itu pastinya lebih banyak daripada kebutuhan. Seringnya apa yang kita inginkan belum tentu selaras dengan apa yang kita butuhkan.
Dan dalam hal ini kita harus mau mengorbankan lebih dulu apa yang kita inginkan demi sesuatu yang kita butuhkan.
Namun tidak serta merta semua yang kita inginkan langsung tidak boleh dilakukan. Lakukanlah pekerjaan yang kita inginkan yang mendukung akselerasi penyelesaian dari pekerjaan-pekerjaan yang kita butuh untuk dilakukan. Dengan demikian motivasi kita dalam melakukan pekerjaan akan tetap menyala. Maka dari itu perlunya keseimbangan antara keduanya.
3. Bergaul dilingkungan para pengambil tindakan.
Coba lihat siapa 5 orang teman terdekat kita?
Coba klasifikasikan mereka satu persatu, apakah mereka seorang pemimpi atau pengambil tindakan.
Para pengambil tindakan akan selalu menginspirasi lewat tindakannya, namun berlaku sebaliknya bagi para pemimpi. Teman yang loyal dan baik pada kita tidak serta merta akan langsung memuji dan mengatakan impian kita hebat, melainkan mereka akan bertanya dulu apa rencana kita untuk menjemput impian kita tersebut.
Hanya kita sendiri yang bertanggungjawab atas siapa saja di sekelililing kita yang kita pilih untuk mendukung kita, maka pandai-pandailah kita bergaul.
4. Berhenti menggunakan cara-cara yang sama untuk hasil yang berbeda.
Melakukan hal yang sama dengan cara yang sama berulang-ulang tanpa dibarengi oleh perbaikan dan atau inovasi, namun berharap mendapatkan hasil yang berbeda dan atau lebih baik dari sebelumnya adalah suatu pekerjaan pemborosan waktu dan energi.
Jika cara-cara yang kita gunakan tetap tidak bekerja sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka evaluasi cara-cara kita sebelumnya dan temukan apa yang menjadi masalahnya, lalu gunakan cara-cara baru dengan perbaikan dari kesalahan-kesalahan sebelumnya.
Melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang menandakan bahwa kita tidak pernah belajar dari kesalahan, dan tentunya tidak akan membuat perkembangan apapun dalam tahapan mencapai tujuan.
5. Buat cadangan untuk jaga-jaga jika pencapaian tidak sesuai rencana.
Kelemahan seorang pemimpi yaitu selalu menganggap segala prosesnya mudah, karena memang mereka hanya terbangun di dunia mimpinya, dimana segala sesuatunya mudah.
Pada kenyataannya, terkadang rencana yang kita lakukan bisa membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar dari yang kita perkirakan. Maka dari itu dalam merancang rencana kerja kita, selalu beri cadangan untuk waktu dan biaya, sehingga kita memiliki persiapan jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan rencana.
Nah, setelah mengetahui perbedaan antara Sang Pemimpi dan Sang Pengambil Tindakan, serta 5 cara membuat Sang Pemimpi menjadi Sang Pengambil Tindakan, sudah saatnya kita mengevaluasi diri kita. Kearah manakah kecenderungan diri kita, apakah lebih banyak kecenderungan menjadi Sang Pemimpi atau lebih banyak kecenderungan menjadi Sang Pengambil Tindakan.
Detty Indriana
Senior Gold Director Oriflame Indonesia
Whatsapp 08129897914
SMS | Telp 08129897914
Linkedin : http://id.linkedin.com/in/dettyindriana
Inbox Facebook : https://www.facebook.com/dettyindriana1
Senior Gold Director Oriflame Indonesia
Whatsapp 08129897914
SMS | Telp 08129897914
Linkedin : http://id.linkedin.com/in/dettyindriana
Inbox Facebook : https://www.facebook.com/dettyindriana1
0 comments:
Post a Comment
Silahkan tulis komentarnya, Teman-teman. Mohon menggunakan bahasa yang baik dan sopan yaa.. Terima kasih.